Irena Handono: Muallaf mantan Biarawati
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
Semoga Alloh senantiasa menjaga
keistiqamahan Iman dan Islam kita selama-lamanya. Kali ini saya ingin share tentang
kisah singkatnya Hj. Irena Handono yang memperoleh Hidayah Alloh. Sebagian besar
tulisan ini didapatkan dari perkataan beliau secara langsung melalui youtube,
dengan melakukan editing seperlunya
A. Identitas
Irena Handono lahir di Surabaya, Jawa
Timur, 20 Juli 1954. Irena Handono dibesarkan dalam keluarga yang Khatolik
religius. Ayah dan ibu Irena merupakan pemeluk Katholik yang taat. Sejak bayi
Irena sudah dibaptis dan sekolah seperti anak-anak lain serta mengikuti kursus
agama secara privat.
Irena adalah anak kelima dan perempuan
satu-satunya dari lima bersaudara. Dia terlahir dari keluarga yang kaya raya
dari etnis Tionghoa. Ayah Irena adalah seorang pengusaha terkenal di Surabaya
sekaligus merupakan salah satu donator
terbesar gereja di Indonesia.
B. Sebelum Masuk Islam
umur 6 tahun dia dimasukkan ke sekolah
minggu yaitu kursus untuk mempelajari agama Kristen atau katolik. Dan dia mendapatkan
prioritas yaitu mendapatkan privat yang diberikan oleh seorang pimpinan biara, dikarenakan
Ayah Ibunya adalah donatur terbesar gereja.
Saat Remaja, dia masuk organisasi di gereja
yang namanya Legio Maria visi misi organisasi itu adalah mencari domba
tersesat. Menurut dia, yang dimaksudkan domba tersesat adalah siapa pun
orangnya yang belum Kristen, dan inilah yang diprogram untuk dikristenkan oleh
mereka.
Kemudian dia menjadi salah satu ketua
dengan jumlah anggota terbesar di tanah air. Setelah itu dia masuk biara, menjadi
seorang biarawati atau suster. Saat itu dia bercita-cita menjadi seorang
biarawati. Ketika saat itu sudah tercapai, justru di situ lah Alloh
menyelenggarakan kehidupan hamba-nya.
Dari seluruh yang masuk biara hanya ada dua
orang saja, Irena salah satunya yang diberi tugas khusus untuk kuliah di biara
dan sekaligus kuliah di Institut Filsafat Teologia yang disebut seminari agung,
pendidikan akhir pastur.
Di sana lah Irena menekuni Comparative
Relegion (perbandingan agama), termasuk menekuni islamologi. Akan tetapi
islamologi yang diterima bukan untuk menyatakan Islam agama yang haq, Tapi
sebaliknya untuk menyatakan Islam agama yang jelek.
Irena teringat kalimat “Kalau anda ingin
tahu tentang Islam, liat saja umat Islam di Indonesia.”
“Di Indonesia orang yang melarat agamanya
apa?” Islam
“yang bodoh Agamanya apa” Islam
“yang kumuh di bantaran sungai Agamanya apa?”
Islam
“yang kehilangan sandal sepatu hari Jumat
Siapa?” Islam
“yang tidak mau bersatu bercerai-berai
terus agamanya apa?” Islam
“yang jadi teroris siapa?” juga dikatakan
Islam
Maka teman-teman Irena sepakat dengan
kesimpulan bahwa kalau begitu Islam agama yang jelek
pada
saat itulah Irena mengatakan “penyimpulan itu belum benar. Islam jangan
hanya dilihat di Indonesia Coba kita lihat Bagaimana di negara-negara yang
lain.”
C. Mulai meragukan anggapan negatif tentang
Islam
“di Filipina orang yang Melarat dan bodoh
Agama mereka bukan Islam, tapi Kristen dan katolik”
“Meksiko adalah negara yang miskin dan di
sana yang jadi pencuri ayam, Pencopet, pemabuk, pemerkosa dan lain sebagainya
tidak ada satupun ya Islam semuanya adalah Katolik atau Kristen.”
“Mesir keadaanya berbalik dengan tanah air,
jika di Indonesia pembantu rumah tangga dapat dikatakan beragama Islam majikan
banyak yang non Islam, tapi kalau di Mesir terbalik. Majikan beragama Islam dan
pembantunya justru Kristen Katolik dan Selaras yang paling murah mereka datang
kan dari Filipina yang beragama Katolik.”
“Irlandia adalah sebuah negara yang tidak
pernah selesai dengan konflik internal antara Selatan dan Utara. dan yang
konflik tidak melibatkan seorang pun yang islam. semuanya yang konflik adalah
orang Protestan dengan orang Katolik. Dan oleh masyarakat Eropa yang dijuluki
sebagai teroris itu adalah Irlandia.
“di Italia menjadi gembong obat bius dan
perjudian tidak ada satupun dari Islam, semua mafioso beragama Katolik”.
maka Irena mengatakan kepada dosennya. “pak,
tidak terbukti bahwa Islam jelek”. Kemudian Irena mengajukan solusi
sekaligus usul minta izin untuk mempelajari Islam dari sumbernya sendiri. Dan
izin diberikan tapi dengan satu instruksi mencari kelemahan Islam.
D. Proses Masuk Islam
Saat itulah Irena pertama kali berkenalan
dengan Islam dan pertama kali ngaji. Dan saat itu dia masih di biara sebagai
biarawati.
Ketika pertama kali memandang Kitab suci
Alquran dengan huruf hijaiyah dia menjadi bingung. Mana yang depan-belakang,
atas-bawah.
karena keterbatasan waktu dia memutuskan harus
ngaji dari terjemah. Ketika pertama kali Irena memegang terjemah, keliru juga. ayat
Alloh yang dia pelajari itu bukan dari depan ke belakang, tapi kebalik dari
belakang ke depan.
Akibatnya, yang pertama kali dipelajari
adalah surat al-ikhlas.
بِسْمِ
اللَّهِ ٱلرَّحْمـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ
ٱللَّهُ أَحَدٌ
ٱللَّهُ
ٱلصَّمَدُ
لَمْ يَلِدْ
وَلَمْ يُولَدْ
وَلَمْ
يَكُنْ لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ
Malamnya dia mengaji surat al Ikhlas, Persis
Pagi harinya dia mendapatkan Kuliah teologia, dosennya menyatakan Tuhan itu
satu tapi pribadinya 3 inilah penyelenggaraan Alloh.
Malam berikutnya ada kekuatan yang
mendorong dia untuk kembali ngaji. “Allohu Ahad ini yang benar” menurut suara
hati dia.
hari-hari Berikutnya dia dialog dengan
dosen dia.
Irena
mengatakan “Pak, saya belum paham dengan hakikat Tuhan”
kemudian dosen dia pun bertanya dengan
kaget “Bagaimana mungkin seorang biarawati tidak paham dengan hakikat Tuhan?”
maka
dosen pun maju ke papan tulis menggambar sebuah segitiga sama sisi AB = BC =
CA.
Irena ditanya “segitiga ini berapa?”
“satu”, jawab Irena
“Sisinya Berapa”
“3”
“itulah, Tuhan itu satu tapi pribadinya 3” Kata dosen
Kemudian Irena pun mengatakan “kalau demikian,
pada suatu saat nanti kalau dunia sudah semakin maju ipteknya semakin
berkembang Tuhan itu kalau Cuma 3 Pribadi tidak akan mampu untuk mengurus dunia,
paling setidak-tidaknya harus mendapatkan tambahan menjadi 4 pribadi”
“tidak bisa” kata dosennya.
“bisa saja” bantah Irena
Irena pun maju ke papan tulis, menggambar
segi empat sama Sisi. Jika dosen menyatakan Tuhan itu pribadinya 3 dengan
menggambar segitiga, maka sah-sah saja dia gambar segi empat sama Sisi dan mengkatakan
Tuhan itu pribadinya 4.
Kata dosen “tidak boleh”
“kenapa tidak boleh?”
Jawab dosennya “ini dogma”
Dogma adalah hukum atau aturan yang dibuat
oleh pemimpin gereja. Maka Irena bertanya “Pak, kalau saya belum paham dogma
itu bagaimana?”.
Lalu dijawab “Anda paham atau tidak, Terima
saja, telan saja dan jangan dipertanyakan Kalau Anda bertanya, kalau Anda ragu,
hukumnya dosa”.
Walaupun sudah dijawab seperti itu, tapi
malam hari ada keinginan yang kuat untuk Irena mengkaji Alquran. Demikian terus
menerus terjadi, Sehingga dia pun semakin ingin berdialog dengan dosen tentang
masalah konsep Tuhan,
antara lain Irena bertanya “Pak, yang
membuat meja ini siapa?”. Kemudian dosennya menangkap ada sesuatu yang lain
dibalik pertanyaan Irena. Dosen tidak mau menjawab pertanyaan. Irena disuruh
menjawab sendiri.
Irena pun menjawab “Pak, kalau menurut
saya, yang membuat meja ini pasti tukang kayu”.
“lalu kenapa?” Tanya dosen
Irena
pun menjawab “kalau menurut saya, meja ini walaupun dibuatnya setahun yang
lalu sampai 100 tahun kemudian meja ini tetap meja, tidak berubah menjadi tukang
kayu dan tidak ada satu pun meja yang mampu mengubah dirinya menjadi tukang
kayu. tukang kayu tidak boleh dipersamakan dengan meja”.
Maka dosen pun bertanya “Apa maksud
anda?”
Irena menjawab “menurut pengamatan saya,
Tuhan itu menciptakan alam semesta dan seluruh isinya termasuk manusia. Maka
ada manusia yang dilahirkan setahun yang lalu sampai 100 tahun kemudian
ternyata dia tetap manusia. Bahkan sampai kiamat pun tetap sebagai manusia tidak
ada satu manusia pun yang mampu mengubah dirinya menjadi Tuhan dan Tuhan tidak
boleh dipersamakan dengan manusia”.
Malamnya Irena ngaji lagi dan hari-hari
berikutnya Irena diskusi lagi. Irena pernah menyatakan juga “Pak, Siapa yang
melantik RW?” Irena ditertawakan kali itu.
“bagaimana mungkin seorang biarawati nggak
ngerti Siapa yang melantik RW” ejek dosen
Irena pun membalas “Sebetulnya saya
mengerti”
Kemudian dosen pun kaget, baru mengerti “apa
sih maksud anda, coba Menurut Anda siapa, coba silahkan jawab”
Kemudian
Irena mengatakan “Pak, Kalau menurut saya, yang melantik RW pasti eselon di atasnya,
lurah atau kepala desa. Kalau sampai ada RW dilantik oleh RT maka jelas
pelantikan itu tidak sah. demikian pula ada 100 orang Kopral bermusyawarah
untuk mengangkat salah satu teman mereka menjadi seorang jenderal, walaupun
yang melantik 99 orang, tetap saja pelantikan itu tidak sah.”
Dosen pun bertanya “Apa maksud Anda?”
“Pak, Menurut pengamatan saya, Tuhan itu
menciptakan alam semesta dan seluruh isinya termasuk manusia, manusia hakikatnya
sebagai hamba tuhan. Maka kalau ada manusia melantik sesamanya manusia menjadi
Tuhan, maka jelas pelantikan itu tidak sah” jawab Irena.
Di lain kesempatan Irena diskusi lagi,
sampai pada klimaksnya, Irena bertanya tentang sejarah gereja. “pak, menurut
literatur yang saya pelajari dan kuliah yang saya terima, Yesus yang oleh umat
Islam disebut nabi Isa alaihissalam, ternyata Yesus itu untuk pertama kalinya
dilantik menjadi seorang tuhan, peristiwa itu baru terjadi pada tahun 325M.
Jadi sebelum tahun 325M, Yesus belum jadi Tuhan. Yang melantik Yesus jadi Tuhan
siapa?, yaitu seorang raja romawi yaitu Konstantin. Pelantikanya terjadi dalam
sebuah consili. Dari bahasa Latin Romawi artinya adalah konferensi terjadi di
kota Nicea, maka disebut konsili nicea tahun 325M. Ini untuk pertama kalinya Yesus
jadi Tuhan. Jadi sebelum itu, dia belum jadi tuhan.
Menurut Irena sangat disayangkan, Sejarah
ini tidak dipahami oleh 98% umat Kristen walaupun Sejarah ini ada di dalam
buku-buku mereka. Pemimpin gereja menutup sejarah tersebut agar supaya umatnya tetap
tidak tahu
Kenapa? karena kalau sampai umatnya tau, umatnya
akan terguncang sekali kalau mengetahui Yesus diproses dari manusia menjadi
Tuhan dan yang melantik adalah seorang manusia
Menurut Irena, Kristennya sendiri juga
nggak ngerti konsep Ketuhanan dan sejarahnya. kemudian menyerang umat Islam
dengan program kristenisasi dan pemurtadan umat Islam. Sedangkan umat Islam
juga tidak tahu sejarah itu. Kalau ada serangan, katakanlah!, yang haq itu haq,
yang batil itu batil. Sejarah ini perlu diungkap.
Referensi:
Video Ceramah Irena Handono di Youtube
https://seruni,id/irena-handono/
Alhamdulillah
Wallohu a’lam
Banyumas, 4 Oktober 2019/5 Safar 1441 H
Ngubaidillah