Biografi Imam Muslim
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
A.
Identitas
Nama lengkapnya adalah Al-Imam Abul Husain
Muslim Bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaburi.
dilahirkan di Naisabur (sekarang wilayah
Rusia) sekitar pada tahun 202 H atau 817 M.
Ia wafat di Naisabur pada tahun 271 H dalam
usia 55 tahun.
B.
Proses Perkembangan Intelektual
Sejak Imam Muslim masih kecil, yaitu
sepenulisr mulai dari tahun 218 Hijriah, beliau sudah mulai giat menuntut ilmu
dengan belajar hadits. Perhatian dan minat Imam Muslim terhadap ilmu hadits
memang luar biasa. Sejak usia 10 tahun, ia telah berkonsentrasi mempelajari
hadits dan dianugerahi kelebihan berupa ketajaman berpikir dan ingatan hapalan.
Pada saat itu Imam Muslim sering mengunjungi
seorang ulama ahli hadits, yaitu yang bernama Imam Al-Dakhili. Setelah selama
setahun Imam Muslim belajar hadits dengan Al-Dakhili, hal ini telah menjadikannya
hafal semua hadits yang diajarknnya, dan telah bisa mengoreksi kesalahan
gurunya jika ada.
Beliau juga banyak mengunjungi ulama-ulama
ahli hadits di berbagai tempat untuk belajar hadits kepada mereka. Salah satu
tempat yang ia kunjungi adalah Baghdad. Beliau mengunjungi tempat tersebut
berkali-kali untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadits.
C.
Guru-guru Imam Muslim
di Khurasan, beliau meriwayatkan hadits dari: Yahya
Bin Yahya, Ishaq Bin Rahwaih, dan lain-lain.
Di Ray, beliau mendengarkan hadits dari Muhammad Bin Mahran dan Abu
Ghassan.
Di Hijaz, beliau menerima hadits dari Sa’id Bin Manshur, Abu Mas’ab, dan
yang lainnya.
Di Irak, beliau belajar kepada Ahmad Bin Hanbal, Abdullah Bin Maslamah,
dan sebagainya.
Di Mesir, beliau meriwayatkan hadits dari ‘Amr Bin Sawad, Harmalah Bin
Yahya, dan beberapa perawi lainnya.
D.
Karya
1.
Sahih Muslim
Kitab Sahih Muslim adalah salah satu buku
koleksi hadits karya Imam Muslim yang sangat termasyhur dan sangat bermanfaat
keberadaannya. Kitab ini bernama AlJami’ Al-Sahih dan biasa dikenal dengan
nama Sahih Muslim.
Di dalam buku Sahih Muslim ini, Imam Muslim
menyaring 300.000 hadits menjadi 4.000 hadits (beberapa riwayat mengatakan 3030
hadits), seperti ucapan beliau, “Aku susun kitab Sahih ini yang disaring
dari 300.000 hadits.”.
Adapun Imam Muslim mengatakan bahwa: “Tidak
setiap hadits yang sahih menurutku aku
cantumkan di sini, yakni dalam Sahihnya.
Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yang telah disepakati oleh para ulama
hadits.” Sementara itu Imam Nawawi berkata :
“Dalam penyusunan kitab tersebut (Sahih
Muslim), beliau menggunakan metode yang baik sekali dalam hal kehati-hatian,
kesempurnaan, ketelitian, dan pengetahuan.”
2.
Al Tamyiz
Kitab ini menjelaskan tentang metode para
ahli hadits dalam mengkritisi hadits-hadits nabi.
Pasal pertama dari buku ini menjelaskan
tentang berkembangnya periwayatan hadits, sehingga menjadi suatu ilmu yang
memiliki kaidah-kaidah dan dasar-dasar ilmu hadits. Jadi, setelah adanya buku ini, para ahli hadits
setelah Imam Muslim mulai ngengetahui dasar-dasar ilmu hadits dari buku ini.
Bab kedua dalam buku ini menjelaskan
tentang “keadilan” seorang ahli hadits dan cara untuk mengetahuinya. Maksud
dari “keadilan” disini adalah bukan sifat adil yang biasa penulis pahami saat
ini, tetapi maksud dari “adil” ini adalah sang ulama tersebut tidak pernah
berbohong, tidak pernah melakukan hal-hal yang makhruh, selalu melakukan
perbuatan-perbuatan sunnah, dan hal-hal positif yang lainnya.
Bab
ketiga berbicara tentang Al-Dhabtu wa Al-Itqaan, yaitu bab ini menjelaskan
tentang kekuatan hafalan atau daya hafalan yang dimiliki oleh seorang ahli
hadits dan cara untuk mengetahuinya. Sehingga, pembaca buku ini menjadi mengetahui
tingkatan hafalan hadits-hadits yang dimiliki oleh para ahli hadits di buku ini.
Bab
keempat menjelaskan tentang hubungan akal dengan kritis hadits, maksudnya akal
disini juga ikut berperan dalam hal mengkritik hadits-hadits. Contohnya, dalam
suatu riwayat ada suatu hadits yang lemah atau dhoif, tetapi ada riwayat lain
yang menguatkan hadits tesebut. Oleh karena itu, disinilah penulis mulai menggunakan
akal, dan akal akan “bermain” disini untuk mengetahui kenapa hal itu bisa
terjadi.
Bab
kelima menjelaskan tentang perbandingan antara metode kritis hadits dan sejarahnya.
Dimana banyak pembicaraan-pembicaraan di akhir-akhir ini sepenulisr metode
kritis berdasarkan perjalanan masa dan faedah yang dapat diambil oleh para ahli
hadits dari metode ini.
Bab
keenam menjelaskan tentang sebagian tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepada
metode para ahli hadits atau penyimpulan para ahli hadits. Sebagai contoh, ada seorang
ahli hadits yang dalam periwayatannya terpengaruh kepada paham Syi’ah, contoh yang
lainnya, ada seorang ahli hadits yang kekuatan atau daya hafalannya sangat
lemah, dan sebagainya.
Terakhir, yaitu bab ketujuh yang menjelaskan
sebagian musuh-musuh islam, atau
sebagian kalangan yang benci terhadap agama Islam, tentang metode mereka dalam
mengkritisi hadits-hadits.
3.
Al Kuna wa Al Asma
Al-Kuna merupakan bentuk jamak dari
Al-Kunyah, yang artinya adalah nama gelar yang diawali oleh kata “Abu” atau
“Ummu”.
Kitab ini menjelaskan tentang nama-nama
perawi hadits yang menggunakan kunyah. ContohnyaAbu Ishaq Saad Bin Abi Waqash,
kemudian Abu Ishaq Ka’ad Bin Mani’ Al-Humairi, dan seterusnya.
Kegunaan buku Al-Kuna wa Al-Asma ini adalah
untuk mempermudah mengenal nama-nama perawi hadits yang terkenal dengan nama
kunyahnya agar dapat diketahui karakteristiknya dengan mudah. Oleh karena itu,
dalam ilmu hadits,
4.
Al-Munfaridat wa Al-Wihdan
Kitab Al-Munfaridat wa Al-Wihdan ini
menjelaskan tentang perawi yang meriwayatkan hadits sendiri, atau perawi hadits
yang periwayatannya melalui satu jalur saja dan sekaligus keadaan perawi
tersebut.
Contohnya: “tidak ada yang meriwayatkan
kecuali anaknya, yaitu Khaisumah Bin Abdurrahman”.
5.
At-Thabaqat
Kitab ini menjelaskan tentang
tingkatan-tingkatan (thabaqat) para sahabat dan tabi’in. Dimulai dari yang
tinggal di Madinah, Mekah, Kuffah, Basrah, Syam, Mesir dan lain-lain.
Sebagai contoh, yaitu tingkatan para
sahabat berdasarkan zaman atau waktu, misalnya golongan sahabat yang lebih
dahulu masuk Islam di Mekah seperti Khulafa’ur Rasyidin. Kemudian tingkatan
para sahabat berdasarkan jumlah riwayat.
Contohnya para sahabat yang banyak riwayat
haditsnya bahkan sampai diatas 1000 hadits, mereka adalah Abu Hurairah, Anas
bin Malik, Jabir bin ‘Abdullah, dan lainlain.
ada beberapa karyakaryanya yang telah
hilang karena sebab-sebab tertentu, yaitu Auladish-Shahabah, Al Aqran, Auhamul
Muhadditsin, Masyaikh Malik, Masyaikh Ats Tsauri, dan Masyaikh Syu’bah.
E. Penutup
Beliau adalah ahli hadits yang termasyhur
setelah Imam Bukhari. Imam Muslim dapat dikatakan sebagai suri tauladan yang
patut kita ikuti di dalam kehidupan sehari-hari.
Ya Alloh, ampunilah dosa-dosa dan terimalah
ibadah Imam Muslim (Al-Imam Abul Husain Muslim Bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi
An-Naisaburi) beserta orang tuanya, guru-gurunya dan keturunannya
Ya Alloh, jadikanlah kami bisa mencontoh
beliau dalam mencintaimu dan Rasul-Mu
Ya Alloh, jadikanlah salah satu bahkan
semua keturunan kami, sebagai penerus dakwah Rasul-Mu, sebagaimana Imam Muslim
Referensi:
Abdurrahim, Analisis Biografi Dan
Pemikiran Imam Muslim. Jurnal Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program
Studi Ilmu Pengetahuan Arab, 2014: Universitas Indonesia
Alhamdulillah
Wallohu a’lam
Banyumas, 5 Oktober
2019/6 Safar 1441 H
Ngubaidillah