Bismillah
Allohumma shalli ‘ala Muhammad, amma ba’du
Ada seorang hamba Alloh yang bertanya, yang
intinya:
“BAGAIMANA CARA MERUBAH TABIAT ANAK YANG
NAKAL DAN SUKA MEMBANTAH?”
Sebenarnya pertanyaan atau permasalahan ini
banyak dialami orang tua, apalagi di era milenial ini.
Di sini, kami tidak berniat menggurui
karena kedangkalan ilmu kami, tapi akan memberikan saran atas permasalahan itu,
sesuai dengan yang Alloh dan Rasul_Nya ajarkan.
Kenapa kami bertanya balik ke penanya,
tentang 3 hal di atas?. Karena dari sisi agama yang sangat berpengaruh kepada
anak yaitu:
1.
Hubungan Anda sebagai orang tua dengan
Alloh
Ini menjadi hal terpenting. Dalam sejarah
manusia, orang yang mempunyai hubungan bagus dengan Alloh, Alloh selalu memberikan
keturunan yang bagus pula (biarpun tidak semua, ini lain pembahasan).
Lalu bagaimana kriteria hubungan dengan
Alloh?
Hubungan manusia dengan Alloh sebenarnya
seperti kelas Ekonomi/dasar dan kelas Eksekutif/istimewa
Kelas dasar, orang yang “bagus/baik”
dihadapan Alloh yaitu orang yang menjalankan kewajiban dan menghindari
larangan Alloh”
Simpelnya, dalam kelas ini orang itu "hanya" menjalankan hal-hal yang diwajibkan seperti shalat 5 waktu, puasa Ramadhan,
Zakat Fitrah.
Dan meninggalkan kemaksiyatan terutama dosa
besar, seperti syirik, zina, riba, ghibah, judi, mabuk, dll.
Lalu, bagaimana dengan manusia “istimewa”?
Yaitu orang yang menyempurnakan ibadahnya
dengan kesunnahan yang telah Rasulullah ajarkan. Seperti:
Shalat tahajud, shalat duha, shalat
rawatib,dll
Perbanyak do’a
Sedekah, infaq
Mencari ilmu/ikut kajian
Lisannya selalu digunakan berdzikir dan
bershalawat
Apakah sudah ada buktinya?
Anda tahu siapa manusia yang paling Alloh
cintai? Ya, Nabi kita, Muhammad Rasulullah. Bahkan kami pernah membaca, alam
semesta ini dibuat oleh Alloh untuk kehadiran beliau. Pernah kah Anda bertanya
atau heran? Betapa beruntungnya orang yang telah menjadi bagian dari nasab
beliau, yaitu ayah ibu, kakek nenek sampai ke atas.
Apakah Anda tahu, Nabi Muhammad ada di
garis keturunan manusia mulia juga, yaitu Nabi Ibrahim. Seorang nabi yang
bergelar abul anbiya/bapak para nabi. Betapa kuat imannya Nabi Ibrahim, bahkan
banyak doa-doa Nabi Ibrahim yang diabadikan oleh Alloh ke dalam Al Qur’an.
Di antaranya doa
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ
ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا
ۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang
berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri
kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami,
dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha
Penyayang. (Q.S. Al-Baqarah/2: 128)
رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ
ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku
orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (Q.S.
Ibrahim/14: 40)
Karena Rahmat Alloh, akhirnya doa Nabi
Ibrahim dijawab Alloh dengan menjadikan Nabi Muhammad sebagai bagian dari
cucu-cucunya. Masya Alloh
2.
Nafkah yang diberikan untuk anak
Sesuap makanan yang Anda berikan ke anak,
sangat berpengaruh kepada perilaku anak, bahkan secara psikologis maupun
biologis.
Perhatikan, apa rahasia dibalik kejeniusan
Imam Bukhari Rahimahullah yang pernah menghafalkan 15.000 hadits disertai
keterangannya di hadapan teman-teman belajarnya untuk menjawab keraguan bahwa
beliau tidak punya perhatian dan tidak serius terhadap pelajaran, karena Imam
Bukhari ketika hadir dalam halaqah ilmu tidak membawa alat tulis-menulis.
Ternyata salah satu rahasia kejeniusan itu adalah karena ayahnya tidak pernah
memberikan nafkah kepada anaknya dari sumber-sumber yang syubhat (meragukan
status halal-haramnya) sekalipun; bukan hanya dari sumber yang haram, tapi dari
sumber rezeki yang masih meragukan, apakah haram atau halal, dengan kata lain
masih ada kemungkinan halalnya.
Sebaliknya, nafkah yang diperoleh dari
rezeki yang haram akan memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan dan
pembinaan keluarga sehingga upaya menghadirkan syurga (kebahagiaan yang hakiki)
dalam keluarga akan menjadi sesuatu yang mustahil dan hanya menjadi angan-angan
belaka.
Maka dari itu, mari hindarkan anak kita
dari rezeki yang syubhat apalagi haram seperti riba, korupsi dll
3.
Hubungan Anda dengan orang tua Anda,
terutama Anda sebagai suami dengan ibu
Sejatinya, seorang suami yang telah berumah
tangga tetap lah wajib berbakti kepada ibunya.
dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ، لَا شَكَّ
فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ
عَلَى وَلَدِهِ
Ada 3 doa yang mustajab, dan tidak
diragukan mustajabnya, yaitu doanya orang yang didzalimi, doanya musafir, dan
doa orang tua kepada anaknya. (HR. Ahmad 7510 dan dihasankan Syuaib
al-Arnauth).
Lalu bagaimana wujud berbakti?
Banyak sekali, tidak hanya memberi uang. Minimal
selalu mendoakan mereka. Bisa mengunjungi, menelpon atau bahkan tersenyum
kepada mereka.
Akan tetapi jika sudah menelantarkan
mereka, bahkan mendurhakai mereka
Ingat….
Alloh akan menurunkan anak, yang akan
membalaskan sakit hati orang tua dulu. Na’udzubillah
Kesimpulan
Jadi wahai saudaraku, sekarang jangan
terlalu menyalahkan anak karena kenakalanya (biarpun ada tinjauan psikologis).
Tapi mari kita perbaiki
- Hubungan kita dengan Alloh, minimal shalat 5 waktu dan puasa wajib jangan sampai ditinggalkan. Dan hindari dosa-dosa besar
- Perbaiki nafkah yang diberikan ke anak-istri
- Perbaiki hubungan dengan orang tua
Demikian, jawaban dari kami.
Ya Alloh ampuni dosa kami, dosa orang tua
kami
Baguskan hubungan kami dengan mu dan orang
tua kami
Berikan kami rezeki yang berkah dan
melimpah
Jadikan kami menjadi hamba-Mu yang panda
bersyukur dan bersabar
Jadikan istri, anak, dan cucu-cucu kami
menjadi soleh/a
Aamiin
Baca juga : Agar doa mudah terkabul
Wallohu a’lam
Banyumas, 23
September 2019
Ngubaidillah., M.Pd