بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
Sumber
Hadits
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam
Musnad-nya (2/419), disebutkan oleh Haitsami dalam Majma'uz Zawaid (8/207),
kemudian dia berkata tentang takhrij-nya, "Diriwayatkan oleh Ahmad, dalam
Sanad-nya terdapat Al- Muthallib bin Abdullah bin Hanthab. Dia dinyatakan
tsiqah oleh Abu Zur'ah dan lainnya, dan sisa rawinya adalah rawi hadits shahih."
Penjelasan
Kisah
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
memberitakan bahwa Dawud ‘alaihi wa
sallam wafat dalam keadaan sangat sehat wal
‘afiat tidak sebagaimana yang diklaim oleh para peletak Taurat. Dalam Safar
Muluk disebutkan bahwa di akhir usianya Dawud ‘alaihi wa sallam menjadi tua renta. Ia hanya bisa terbaring dan
kehilangan kekuatannya. Orang-orang di sekelilingnya menyelimutinya dengan
kain, tetapi dia tetap kedinginan. Lalu mereka menghadirkan seorang wanita
cantik Dawud ‘alaihi wa sallam tidur
dalam pelukannya supaya Dawud ‘alaihi wa
sallam merasa hangat. Dan para penulis Taurat menyebutkan wasiat-wasiat Dawud ‘alaihi wa sallam kepada anaknya, Sulaiman
‘alaihi wa sallam , sementara dia dalam
keadaan hampir mati.
Hadits
ini mengoreksi berita wafatnya Dawud ‘alaihi
wa sallam yang mereka sebutkan di dalam kitab mereka. Sebelum wafat, Dawud ‘alaihi wa sallam tidak sakit. Dia
tidak memerlukan seorang wanita cantik untuk mendapatkan kehangatan. Aku tidak
mengerti mengapa orangorang yang menyelewengkan Taurat begitu semangat
mengotori dan menodai sejarah hidup para Nabi. Sulaiman ‘alaihi wa sallam , menurut mereka, adalah tukang sihir penyembah
berhala. Luth, menurut mereka, berbuat mesum dengan kedua anak perempuannya. Dan
Dawud ‘alaihi wa sallam menurut mereka
hanya memperoleh kehangatan dari seorang wanita muda cantik yang tidur di dalam
pelukannya sewaktu dia sedang sakit, seolah-olah tidak ada caralah melawan
kedinginan bagi raja agung ini kecuali cara itu.
Dawud ‘alaihi wa sallam tidak tua, tidak
kehilangan kekuatannya dan tidak sakit. Pada hari itu Dawud ‘alaihi wa sallam meninggalkan rumahnya sebagaimana yang dia
lakukan setiap hari. Dawud ‘alaihi wa
sallam pemilik kecemburuan yang tinggi. Oleh karena itu, pintu-pintu
rumahnya selalu dikunci setelah dia pergi. Maka tidak seorang pun yang masuk rumahnya
setelah kepergiannya. Ketika Dawud ‘alaihi
wa sallam pergi pada hari itu, istrinya melihat dan memeriksa keadaan
rumahnya. Istri Dawud ‘alaihi wa sallam melihat
seorang laki-laki yang berdiri tegak di tengah rumah. Istri Dawud ‘alaihi wa sallam terheran-heran, bagaimana
orang ini masuk, padahal rumahnya terkunci dengan rapat. Istri Dawud ‘alaihi wa sallam bertanya kepada
penghuni rumah dan pelayannya bagaimana orang ini bisa masuk ke rumah. Dia takut
terhadap kemarahan Dawud ‘alaihi wa
sallam jika dia memergoki ada seorang laki-laki di rumahnya.
Dawud ‘alaihi wa sallam pulang tidak lama
setelah itu, sementara laki-laki itu tetap ada dalam keadaannya semula tanpa
rasa khawatir dan rasa takut. Biasanya orang-orang akan takut jika bertemu dengan
raja, lebih-lebih untuk memasuki rumah mereka, siapa yang berani? Dawud ‘alaihi wa sallam bertanya kepada laki-laki
itu tentang dirinya. Dia menyebutkan jati dirinya yang langsung dikenali oleh Dawud ‘alaihi wa sallam.
Dia
berkata, "Aku adalah orang yang
tidak takut pada raja, tidak ada yang menghalangiku." Maka Dawud ‘alaihi wa sallam mengenal cirinya.
Dawud ‘alaihi wa sallam berkata, "Jadi kamu – demi Allah – adalah Malaikat maut.
Selamat datang keputusan Allah."
Lalu Dawud ‘alaihi wa sallam diambil nyawanya, dia pun wafat.
Nabi
menyampaikan bahwa ketika Dawud ‘alaihi
wa sallam telah dimandikan, dikafani dan disiapkan, matahari pun menyinarinya.
Sulaiman ‘alaihi wa sallam memerintahkan burung agar memayungi dengan
sayapnya, maka jenazah Dawud ‘alaihi wa
sallam terpayungi, begitu pula para pengantarnya, sehingga matahari tidak
berhasil menyusupkan sinarnya kepada para pengantar. Akibatnya, bumi menjadi gelap.
Pada saat itu Sulaiman ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar burung menarik sayapnya.
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menunjukkan dengan kedua tangannya bagaimana burung-burung itu
menarik sayap-sayapnya.
Beliau
juga memberitakan bagaimana burung elang dengan yang sayap lebar, yang diberi
nama oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam dengan Madhrahiyah,
mengungguli burung-burung lain saat memayungi Dawud ‘alaihi wa sallam pada hari itu.
Hikmah
dari Kisah
1.
Hadits
ini mengoreksi berita-berita yang disebutkan oleh para ahli sejarah Bani Israil
tentang wafatnya Dawud ‘alaihi wa sallam.
Hadits ini membebaskan Dawud ‘alaihi wa
sallam dari tuduhan para penyeleweng Taurat. Di antaranya adalah bahwa Dawud ‘alaihi wa sallam sakit sebelum meninggal
dan bahwa orang-orang di sekelilingnya membawakan seorang gadis muda untuk
tidur di pelukannya untuk memberinya kehangatan.
2. Malaikat
mampu menjelma dalam bentuk manusia. Malaikat maut menjelma dalam bentuk
seorang laki-laki yang bisa dilihat oleh Dawud ‘alaihi wa sallam dan istrinya.
3. Mengenal
akhlak mulia yang dimiliki Dawud ‘alaihi
wa sallam, yaitu kecemburuan kepada keluarga.
4.
Keutamaan
Sulaiman ‘alaihi wa sallam dalam menundukkan burung dan memerintahkannya
agar memayungi Dawud ‘alaihi wa sallam dan
para pengantarnya di hari yang panas itu sampai dia dikubur.
Wallohu a’lam
Ya
Alloh, jadikan lah kami, keluarga kami dan keturunan kami bertetangga
dengan surge para Nabi, terutama Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam
Referensi
: DR. ‘Umar Sulaiman ‘alaihi wa sallam al-Asyqor, Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an Dan
Sunnah, Pustaka Elba, Surabaya [Guru Besar Universitas Islam Yordania]