Dukungan terhadap Fatwa MLM
Sebelumnya saya sudah
memposting tentang HUKUM MLM ditinjau dari hukum Syariah (klik di sini, untuk yang belum membaca).
di tahun 2015 pun saya sudah menulis catatan terkait pengalaman saya di MLM (klik di sini, untuk yang belum membaca)
di tahun 2015 pun saya sudah menulis catatan terkait pengalaman saya di MLM (klik di sini, untuk yang belum membaca)
Saya tahu, bagi Anda
yang masih aktif di MLM, pasti hati Anda menolak hukum itu. Saya pun dulu seperti itu, menolak
keras, karena masih semangat-semangatnya di MLM. Akan tetapi dengan seiring
berjalannya waktu, akhirnya saya menyimpulkna, apa yang difatwakan ulama
tentang keharaman MLM, memang benar. Kali ini saya akan berbagi cerita tentang
pengalaman pribadi saya ketika aktif di bisnis MLM, sehingga saya membuktikan
sendiri bahwa MLM adalah haram.
Saya bukan akan
menceritakan detail mengenai perjalanan saya di MLM, akan tetapi saya akan
menekankan alasan logis kenapa MLM
diharamkan. Saya memulai bisnis MLM pada tahun 2013, ketika itu saya menjadi
mahasiswa S1 semester 2. Saya mengawali bisnis MLM dengan menjadikan 2 teman
kelas saya sebagai member. Tidak membutuhkan waktu lama, jaringan saya terus
meluas dan bertambah banyak. Saya menjadi top
leader di kota saya. Bahkan jaringan saya sudah sampai ke luar kota seluruh
Indonesia. Anggota di jaringan saya hampir mencapai angka ribuan. Alhamdulillah
akhirnya saya mendapat hidayah, karena Guru Besar saya menasihati, suruh
meninggalkan MLM, karena haram.
Berikut saya
bagikan pengalaman saya tentang sebenarnya di MLM
1.
Hak Usaha
Hampir setiap Perusahaan MLM memberikan “paksaan”
(bukan kesempatan) kepada anggotanya untuk memilih mau mempunyai Hak Usaha atau
lisensi berapa atau Lisensi kelas apa (di perusahaan lain). Yang pada intinya
seseorang ketika ingin masuk MLM diberi pilihan mau mengawali bisnis dengan
modal standar, menengah atau tinggi.
Sebagai contoh, suatu perusahaan MLM di atas
memberikan pilihan lisensi atau Hak Usaha terendah 1, senilai 350.000. dan
tertinggi Titanium.
Dimana –mana yang
namanya perusahaan menginginkan anggotanya untuk memilih kelas atau paket yang
tinggi bahkan yang tertinggi. Makanya perusahaan akan memberikan iming-iming
melalui istilah potensi penghasilan. Semakin banyak jumlah lisensi, semakin
tinggi potensi penghasilannya.
Bisa dilihat contoh di atas, dimana 1 HU berpotensi
menghasilkan 300.000 / hari, sedangkan 31 HU berpotensi 9,3juta / hari. Orang
mana yang tidak ingin membeli 31 HU dengan perbedaan seperti itu. Makanya,
berhubung saya berniat totalitas untuk bisnis, karena saya kira MLM adalah
bisnis yang menjanjikan, maka saya membeli kelas tertinggi, yaitu saya mengeluarkan modal hampir
10.000.000.
Dan nyatanya, memang soal potensi
adalah soal prediksi, kenyataanya setelah saya merasakan dan mengamati anggota
lain, tidak ada satu pun sanggota dari
MLM yang merasakan potensi penghasilan sebagaimana yang dijanjikan. Mustahil
dengan hanya modal 350rb lalu dapat penghasilan 300.000 setiap hari. Pasti kaya
mendadak. Saya saja yang mengambil kelas tertinggi, tidak pernah selama sebulan
berpenghasilan 300.000 perhari.
2.
Produk yang sebenarnya biasa saja
Setiap
kita membeli HU, kita akan mendapatkan produk. Dan setelah saya rasakan, produk
dari MLM itu produk biasa saja. Sebagai contoh, dulu produk yang saya dapatkan
adalah lisensi Pembayaran Virtual. Yaitu kita mendapatkan lisensi untuk
melakukan transaksi pengisian dan penjualan Pulsa, Listrik, dan sebagainya.
Perlu diketahui, untuk mendapatkan lisensi itu, di berbagai daerah banyak
sekali yang membuka secara GRATIS. Tanpa harus membayar dulu 350.000. dan
fasilitasnya pun sama, bahkan harga pulsanya lebih murah. Karena saya beralih
ke situ, dan itu lebih transparan.
Selain itu, ada produk
obat, buku, dan sebagainya. Yang ternyata setelah saya melihat di pasar, itu
produk yang sudah banyak di pasaran. Cuma beda nama dan beda bungkus. Dan
harganya di MLM lebih mahal dari pada di pasaran. Sehingga dari sini jelas,
hukum MLM paling tidak konsumen harus cerdas. Ketika memang berniat membeli
suatu produk, bukankah menginginkan harga yang lebih murah?
Saya bandingkan soal
harga pulsa sekarang tanggal 29 May 2018, Indosat 5ribu harga di MLM yaitu Rp
6.350,-, sedangkan di aplikasi saya yang bukan MLM harganya Rp 5.875,-. Selisih
hampir Rp 500. Memang tidak banyak, tapi adalah ketidakwajaran bagi perusahaan
yang bergerak di bidang virtual payment. Setelah
saya melakukan pengecekan ke berbagai perusahaan penjual pulsa, tidak ada yang
sampai semahal itu. Justru perusahaan pulsa umumnya perang harga paling murah.
Selain itu, obat yang
oleh perusahaan MLM dinilai dengan harga 100.000 lebih, setelah saya cek ke
apotik, ternyata obat yang jenisnya sama harga berkisar 35.000, saya sangat
kaget. Ternyata saya telah dibodohi perusahaan MLM. Memang obat itu akan dibuat
testimony dari anggotanya, agar seolah obat sangat berkualitas, tapi kembali
lagi, ketika seseorang gabung MLM, apakah dia butuh dengan obatnya? Aplikasinya?.
Apalagi dia sehat, sangat tidak dibutuhkan. Sehingga sebagian besar orang yang
gabung ke MLM bukan karena produknya, tapi karena Peluang Pasar, yang penuh
ketidakpastian atau untung-untungan.
3.
Cairnya penghasilan
Perusahaan MLM
mempunyai berbagai cara untuk menarik orang agar bergabung, termasuk dengan
menjanjikan berbagai komisi, bonus dan reward, Akan tetapi perusahaan itu
cerdas, tidak peduli mitra akan untung atau bunting, yang penting perusahaan
berdiri kuat. Sebagai contoh, perusahaan tidak akan mencairkan bonus
penghasilkan ke mitra sebelum terjadi limit penghasilan senilai Rp 150.000
Sebagai contoh di atas, ketika Anda mengajak orang
lain untuk bergabung di jaringan Anda, maka Anda akan mendapatkan bonus
Rp.75.000,-. Dan perlu diingat, nilai uang itu belum mencapai Rp 150,000,
sehingga belum bisa dicairkan.
Memang perusahaan akan
berdalih demi efektifitas distribusi. Akan tetapi perlu dikritisi, lalu
bagaimana jika seorang mitra yang hanya mampu mengajak 1 orang selama hidupnya,
sehingga hasilnya hanya Rp 75.000. otomatis selamanya uang itu mengendap di
perusahaan, dan tidak akan pernah cair.
Banyak sekali mitra yang seperti ini, di jaringan saya
saja hampir 100 mitra yang diendapkan penghasilannya. Coba dibayangkan, jika
ada 1.000 mitra yang penghasilannya hanya Rp 149.000, yang otomatis tidak bisa
dicairkan, lalu mitra itu berhenti dari MLM. Berarti ada berapa uang yang
dimakan perusahaan?. 149.000 x 1.000 = 149.000.000.
Dari hal ini jelas terjadi kedzaliman, perusahaan
tidak berani memberikan hasil secara langsung dengan berbagai alasan. Sehingga memunculkan
peluang untuk melakukan penindasan, yaitu memakan hak dari anggota.
4.
Potongan penghasilan
Dari penjelasan
bonus diatas, Rp 150.000 entah berupa cash ataupun deposit pulsa, bila
dicairkan ke rekening anggota, tidak akan berjumlah utuh. Akan banyak sekali
potongan-potongan. Potongan pajak, e-saving,
dan sebagainya. 150rb, cair ke rekening kita tidak berjumlah segitu.
Akan tetapi hal ini
tidak dijelaskan di awal kita mau gabung, saya pun kaget melihat seperti ini,
sehingga jelas sekali, di MLM banyak informasi yang ditutup-tutupi.
5.
Menggunakan tokoh ternama
Kita seharusnya jangan mudah tergiur dengan
iming-iming seperti anak kecil yang belum berakal. Perusahaan MLM akan membuat
kita tergiur dengan memamerkan tokoh pejabat, tokoh agama, dan sebagainya yang
bergabung di perusahaan tersebut. Padahal kalau kita telusuri, mereka para
tokoh hanya asal mendaftar, tidak serius menekuni bisnis MLM. Karena mereka
cerdas, mana coklat mana kotoran. Bahkan lebih tragis, hanya meminta foto
seorang tokoh untuk memegang produk dari sebuah MLM lalu dipublikasikan agar
masyarakat yakin.
6. Penuh manipulasi
Biasanya perusahaan MLM akan mengadakan seminar local bahkan
Nasional. Disitu akan dipertemukan semua member, dan akan ditampilkan pioneer – pioneer nya yang telah mampu
membeli motor, mobil, rumah dan sebagainya. Dan saya terkaget, ketika saya
mengikuti seminar nasional di Jakarta, ternyata leader-leader yang terlihat keren, kaya, semua itu penuh
manipulasi. Mobil bahkan motor mereka adalah cicilan, sehingga mereka pun
sebenarnya banyak hutang. Casing nya
saja berjas dan berdasi. Kalau tidak percaya bisa dibuktikan, lihat saja orang
yang berhasil di MLM, apakah dia bertahan kesuksesanya selama 1 atau 2 atau 10
tahun?. Jadi tidak usah heran jika ada perusahaan MLM yang menjadikan ikon tokoh
agama, tokoh pejabat dan sebagainya.
7.
Kelebihan Sistem Binari : keuntungan untuk Perusahaan
Terlepas dari kelebihan dan kelemahan
sistem Matahari dan Binari, yang jelas Perusahaan MLM tidak mau rugi, walaupun
dengan menindas anggotanya. Sebagai contoh dalam sistem binary.
Member akan mendapatkan bonus “JIKA”
terjadi pasangan dijaringannya. Apakah kenyataan seindah impian? Tentu tidak,
banyak sekali yang jaringannya berat sebelah, sehingga disebut dengan kaki
gajah. Sebagai contoh, sesuai gambar di atas, jaringan anda yang kiri berjumlah
100, yang kanan berjumlah 1000. Karena kanan kiri adalah jaringan Anda,
otomatis Anda harus merawatnya. Akan tetapi yang semakin berrkembang adalah
jaringan kanan yang berjumlah 1000. Apakah Anda dapat keuntungan?. Memang dapat
dari bonus duplikasi, hanya bernilai 2.000 per titik. Ini tidak sebanding
dengan keuntungan perusahaan yang didapatkan melalui jaringan Anda.
Dengan kiri 100, kanan 1000. Maka Anda
mendapatkan bonus pasangan 100 x 25.000 = 2.500.000. berarti yang belum terjadi
pasangan 900 titik. Padahal dari 900 titik itu, ada menyumbangkan omset ke
perusahaan senilai 350.000 x 900 = 3.150.000.000. Fantastis bukan, sayangnya
Anda tidak mendapat apa-apa. Dan perusahaan tidak mau tau, akan bilang “itu sudah resiko”. Itu lah jelas,
perusahaan akan semakin besar, dan Anda semakin kecil.
Demikian beberapa
alasan kenapa saya mendukung fatwa ulama yang mengharamkan MLM, mohon maaf bila
ada kesamaan sistem. Karena saya menggunakan kode etik, tanpa menyebutkan nama,
merek dan tempat. sebagai sesama muslim saya hanya mengingatkan. marilah kita mencari rezeki yang jelas hukumnya. Syubhat saja harus kita hindari, apalagi haram. barakallohu fikum.
Wallohu
a’alam
.Ngubaidillah.,M.Pd
Bandung, 29 Mei 2018
.Ngubaidillah.,M.Pd
Bandung, 29 Mei 2018