apakah sabar ada batasnya?
Memaknai sabar
Kata
sabar berasal dari kata ( صبرا يصبر صبر ( mempunyai arti, bersabar, tabah hati,
berani.
Ia
juga dari Bahasa Arab yang berupa isim masdar dari kata ( صبرا يصبر صبر ( yang
berarti ( الحبس( yang berarti menahan.
Selanjutnya dijelaskan setiap orang yang menahan terhadap sesuatu dinamakan
sebagai sabar.
Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia, sabar diartikan sebagai tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah,
tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati), dalam hal ini sabar sama halnya
dengan tabah.
Adapun secara terminology para
ahli mengartikan sabar dengan berbagai macam pengertian, sebagaimana yang
diungkapkan oleh al Maraghi, sabar
adalah ketabahan hati dalam menanggung berbagai macam kesulitan sebagai upaya
mencegah perbuatan-perbuatan yang tidak disukaidan dalam rangka melaksanakan
ibadah, serta ketabahan dalam menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat.
Apakah sabar
ada batasnya ?
Diantara
manusia ada yang berkata, “Bahwa sabar itu ada batasnya”. Kepada mereka yang
berkata demikian, sampaikanlah kepadanya “Jika sudah batasnya, maka apa yang
ingin mereka lakukan ?”
Sabar
itu tiada bertepi, karena Allah menyediakan pahala tanpa batas bagi mereka yang
meniti jalannya, Allah berfirman :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ
بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya
hanya orang orang yang bersabar dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” ( Az
Zumar : 10 )
Bagaimana
caranya sabar ?
Ibnu
Qudamah dalam kitabnya Minhajul Qashidin menjelaskan tentang adab bersabar,
sebagai berikut:
1. Mengucapkan
kalimat “ Istija” إنا لله وإنا إليه راجعون اللهم احرنى فى مصيبتى واخلف لى خيرا منها
”
“ Ya Allah sesungguhnya kami ini milik Allah
dan akan kembali kepadaNya ,Ya Allah berikanlah ganjaran atas musibah ini dan
gantikan dengan yang lebih“
Setiap
musibah yang menimpa kita, jika kita bersabar maka Allah akan menyiapkan
gantinya, “Sebagaimana hadist dari Anas ra : ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda “ Sesungguhnya Allah berfirman
“Apabila aku menguji salah seorang hamba- Ku dengan kebutaan pada kedua matanya
kemudian ia sabar, maka aku menggantikannya dengan syurga.” ( HR. Bukhari )
Syaikh Mutawwali Assyarawi mengatakan, “Jika Allah mengambil darimu sesuatu yang
tidak pernah engkau sangka kehilangannya, maka Allah akan memberikanmu sesuatu
yang tidak pernah engkau sangka memilikinya.”
2. Sabar itu pada benturan pertama.
Jika
terjadi musibah hari ini, ya sabarnya hari ini bukan besok apalagi minggu
depan.
Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadist
bahwa ada seorang perempuan yang menangis di kuburan suaminya, kemudian
datanglah nabi SAW kepadanya, seraya berkata, “Bertaqwalah kamu kepada Allah dan bersabarlah “ .. perempuan ini tidak
tahu bahwa yang berkata adalah nabi, lalu ia berkata, “Menjauhlah engkau dariku
karena engkau tidak mendapatkan musibah sebagaimana aku.“
Ketika ia tahu bahwa yang berkata adalah nabi
SAW ,berangkatlah perempuan ini menuju rumah sang Rasul untuk meminta maaf,
kemudian nabi berkata, “Sesungguhnya
sabar itu pada benturan pertama“.
Manusia
ketika diminta untuk bersabar atas cobaan yang menimpa dirinya, biasanya ia
akan berkata, “Kamu tidak merasakan sih,
sehingga dengan enaknya menyuruh saya sabar, coba kalau kamu sendiri yang
merasakannya.”
Jika orang yang memerintahkan bersabar harus
merasakan dahulu, lalu siapakah yang meminta kita untuk bersabar, bukankah kita
diwasiatkan untuk saling menasihati dalam kesabaran.
3. Sabar
itu menyembunyikan musibah.
Pamer musibah itu tidak mengembalikan apa yang
luput tetapi membuat senang mereka yang suka mencibir.
Saat ini
adalah waktu dimana banyak diantara kita suka pamer musibah di media media
sosial. Simpanlah rapat rapat musibah yang menimpamu, adukan kepada Allah di
akhir akhir malam, ataupun jika ingin bercerita sampaikanlah kepada mereka yang
bisa memberikan solusi.
4. Mendiamkan
lisan dan anggota tubuh.
Nabi SAW
bersabda, “Bukan termasuk golongan kami
mereka yang memukul mukul pipinya dan merobek robek kantong bajunya.”
Kalau memang
engkau sabar diam dan renungkanlah hikmah dibaliknya. Semakin engkau menyebut
bahwa engkau penyabar itu pertanda bahwa engkau tidak sabar. Seperti ikhlas,
semakin mengaku paling ikhlas itu tanda tak ikhlash. Perhatikanlah surat al
Ikhlas, “Bukankah tidak ada kata kata
ikhlas di dalamnya.“
Demikian
penjelasan sekilas tentang sabar, semoga Alloh menjadikan kita sebagai golongan
orang – orang yang bersabar.
Wallohu
a’lam
Bandung,
18 Juli 2018
Mahmud
Yunus, Kamus Arab-Indonesia,
Ibnu
Qudamah, Minhajul Qasidin, Jalan
Orang-orang Yang Mendapat Petunjuk, terj. Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2001
Depdikbud,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1990
Ahmad
Musthafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi