Kontradiksi Pendidikan
Pagi hari yang cerah, kendaraan hilir mudik, pejalan kaki berlalu lalang
Ada yang memakai putih merah, putih biru atau putih abu-abu.
Jalan sesak dipenuhi mereka. Ada yang bersepeda ria, ada yang berjubel di
penatnya angkot, ada yang dibelakang
pria berjaket gelap hitam.
Mereka semua ingin duluan, saling menyalip, saling ngebut.
Pikirku bertanya “Hakekat semua ini APA???”
SEKOLAH..........
Ya sekolah, tepat sekali.
Tempat dimana seluruh manusia di wjibkan terpenjara di
dalamnya. Memang bukan seperti wajibnya solat. Tapi kenyataan telah
memposisikan sekolah bahkan lebih wajib dibanding ritual ibadah.
Terkadang, pikirku penasaran.....manusia sebanyak ini
berlomba-lomba mencari apa?apa yang mereka dapatkan?
Kuliat tambah tahun tambah banyak orang memenuhi jalan, yang
berarti tiap tahun bertambah kepala yang sekolah, dan bertambah kemakmuran
kepalanya.
Tapi kenapa tambah tahun juga, tambah hancur moralitas
generasinya. Bukankah sekolah lembaga pendidikan intelegensi??
Tapi implikasi yang sangat ironis, sekolah saat ini hanya
menjadi lembaga MIMPI tiada HENTI.
Siswa-siswa hanya dijejali mimpi yang berbintang-bintang.
Mimipi yang sangat tinggi. Bahkan dengan dijejali iming-iming harta, kekayaan.
TAPI..........mereka tak dikasi bekal ataupun cara dalam mencapai mimpi itu.
Mereka hanya asik tidur berselimutkan mimpi yang tiada pasti.
Ternyata sekolah hanya lembaga rutinitas di dalam mimpi.
Yang tak ada dampak bagi dunia nyata nantinya. Bahkan menjadi musibah walaupun
sekedar bom waktu.
Berapa banyak lulusan sekolah yang peduli dengan kebodohan
orang lain??
Berapa banyak lulusan sekolah yang peduli dengan kemiskinan
orang lain??
Semua yang dilakukan berorientasi dengan materi. “kita masih
dunia, ya butuh dunia”
Pasti jawabnya seperti itu. Oke.....aku tahu. Aku juga
manusia, tapi apa itu menjadi sebuah alasan menodai niat yang mulia.
Bagi seorang guru, beranikah mengajar tanpa gaji????
Bagi seorang kyai, beranikah ceramah tanpa bisyaroh???
Posting Komentar untuk "Kontradiksi Pendidikan"